Sebagai markas besar Aliansi Revolusioner Tiongkok atau Tong Meng Hui di Nanyang (Asia Tenggara) yang dipimpin oleh Dr Sun Yat Sen, Singapura memiliki peran penting dalam Revolusi 1911 yang akhirnya menumbangkan dinasti Qing dan melahirkan Tiongkok modern. Sun memiliki banyak pendukung setia dari kalangan Tionghoa di luar negeri seperti Teo Eng Hock, Tan Chor Lam dan Lim Nee Soon. Mereka memberikan dukungan yang tak ternilai dalam bentuk kegiatan penggalangan dana dan penyebaran prinsip-prinsip dan cita-cita revolusioner.

Sun Yat Sen Nanyang Memorial Hall, yang juga dikenal sebagai Wan Qing Yuan, dan sebelumnya dikenal sebagai Sun Yat Sen Villa, merupakan vila bergaya kolonial dua lantai di Balestier, Singapura. Vila ini sekarang menjadi museum untuk memperingati Sun Yat Sen (1866-1925), bapak pendiri Republik Tiongkok yang mengunjungi Singapura sembilan kali antara tahun 1900 dan 1911.

Sun Yat Sen Nanyang Memorial Hall adalah sebuah monumen nasional dan lembaga warisan yang dikelola di bawah Dewan Warisan Nasional. Museum yang telah direnovasi ini menelusuri aktivitas revolusioner Dr. Sun di Asia Tenggara, kontribusi warga Tionghoa Singapura pada Revolusi 1911, serta dampak revolusi terhadap Singapura dan komunitas Tionghoa di Singapura.