Museum Migrasi

Australia Selatan telah mengalami sejumlah gelombang migrasi sejak pendudukan Eropa pada 1800-an. Di Museum Migrasi Anda akan mempelajari pergerakan migrasi ini dan budaya yang membantu membangun negara bagian ini.Museum ini memiliki sejumlah pajangan yang mencakup beragam topik, termasuk masa-masa awal pendudukan Inggris di Australia Selatan dan dampak program migrasi massal. Benda dan tekstil dibagi menjadi lebih dari 20 koleksi, termasuk kostum, kipas, lencana sekolah, pakaian dalam, dan persenjataan. Koleksi dokumen identifikasi asli menunjukkan perubahan persyaratan migran dari waktu ke waktu dan lintas negara. Lihat memorabilia klub dan perkumpulan yang dibentuk kaum migran selama lebih dari seabad. Sebagai museum tertua dari jenisnya di Australia, Museum Migrasi berada di garis depan dalam penelitian dan kajian di bidang ini.Amati perbedaan budaya, dan bagaimana budaya itu berubah dari waktu ke waktu, melalui artefak budaya asli. Koleksi pipa Buring memamerkan pipa-pipa yang digunakan perokok dari sepanjang sejarah Adelaide dan perbedaannya antar komunitas. Sambil menyimak pameran audio yang mengisahkan banyak migran Australia Selatan, Anda akan mulai memahami beragam alasan orang pindah ke negara baru.Koleksi Dame Roma Mitchell memamerkan bermacam-macam kostum tradisional. Salah satu yang menonjol adalah kostum Tionghoa yang diberikan kepada bibi Dame Roma ketika dia masih remaja. Relik bersejarah dari pemukim awal Australia memberikan wawasan tentang kehidupan Adelaide abad ke-19, dengan koleksi 1.400 relik yang berasal dari masa pemukiman Inggris. Selain koleksi permanen ini, biasanya ada juga sejumlah pameran keliling dan sementara. Tersedia tur terpandu berbayar yang merupakan cara terbaik untuk mengoptimalkan kunjungan Anda. Museum Migrasi terletak di blok yang sama dengan Museum Australia Selatan dan Galeri Seni Australia Selatan di kawasan budaya North Terrace, sejenak berjalan kaki dari pusat kota. Stasiun kereta api pusat Adelaide hanya berjarak lima menit jalan kaki dari sini. Tersedia area parkir berbayar di dekatnya, juga halte bus dan trem. Museum ini buka setiap hari, kecuali Natal dan Jumat Agung, dan tidak memungut ongkos masuk. Museum bisa diakses dengan mudah dengan kursi roda.