Sudirman Central Business District (SCBD) mungkin penuh dengan peluang untuk bisnis, tetapi juga memiliki sejumlah objek wisata bagi pengunjung Jakarta. Pusat komersial dan bisnis ini meliputi rumah, hotel, kantor, gedung pencakar langit, dan pusat perbelanjaan, yang mencakup area seluas 111 acre (45 hektare).
Jelajahi distrik, di lokasi utama yang menarik. Lihat Treasury Tower yang kolosal. Dengan sekitar 918 kaki (280 meter), ini adalah salah satu bangunan tertinggi di Indonesia. Lihat Bursa Efek Indonesia, yang terletak di gedung pencakar langit bertingkat kembar yang berkilau. Anda dapat berbelanja barang bermerek di toko dan butik di Pacific Place, sebuah pusat perbelanjaan mewah. Jika Anda membutuhkan komputer baru, kamera, atau perangkat elektronik lainnya, pergilah ke kompleks perbelanjaan Electronic City.
Saat berkeliling, Anda akan melihat beberapa bidang tanah belum terisi dan pembangunan sedang berlangsung. Jakarta Signature Tower dijadwalkan selesai pada tahun 2022, dan ketika selesai, menara setinggi 2.100 kaki (635 meter) ini akan menjadi yang tertinggi di Indonesia. Menara tersebut dimaksudkan untuk hotel mewah, pusat perbelanjaan, dan observatorium.
Sudirman Central Business District (SCBD) terletak di Jakarta Selatan, sekitar 1,5 mil (2,5 kilometer) arah tenggara Stadion Gelora Bung Karno, yang digunakan untuk pertandingan sepak bola, atletik, dan konser. Aksesnya melalui tujuh titik masuk dan keluar yang terhubung ke jalan utama kota.
Kelilingi distrik ini dengan berjalan kaki, dengan taksi, atau bus shuttle yang beroperasi pada interval 8 menit selama jam kerja. Pilihan lainnya adalah menggunakan trotoar pejalan kaki bawah tanah yang menghubungkan banyak bangunan komersial.
Setelah menghabiskan waktu di Sudirman Central Business District, kunjungi kekayaan objek tarik di sekitarnya. Di antaranya adalah Museum Adam Malik, yang didedikasikan untuk mantan wakil presiden Indonesia dan Museum Sasmita Loka. Di gedung ini terdapat plakat yang menandai tempat Jenderal Ahmad Yani dibunuh dalam kudeta yang gagal pada 1960-an.