Katedral Hati Kudus

Katedral Hati Kudus didirikan di lokasi yang sebelumnya merupakan tempat tinggal perwakilan raja yang memerintah Provinsi Guangdong dan Guanxi. Tempat itu hancur pada saat Perang Candu Kedua, dan tanahnya akhirnya jatuh ke tangan sekelompok orang Katolik Prancis.Dengan luas lantai 2750 meter persegi dan langit-langit setinggi 27 meter, katedral Katolik dengan dua menara ini merupakan salah satu katedral terbesar di Cina dan Asia Tenggara. Menaranya yang besar mencapai tinggi 59 meter.Struktur granit itu seluruhnya dibangun dengan tangan, sebuah proses yang menghabiskan waktu 25 tahun. Begitu banyak granit yang digunakan dalam konstruksi dinding, pilar, dan lengkungan, sampai-sampai bangunan itu juga dijuluki sebagai katedral batu dalam bahasa Mandarin. Banyak orang mengira bahwa katedral megah ini meniru Katedral Notre Dame di Paris, tetapi muka bangunannya sesungguhnya didasarkan pada Basilika St. Clotilde, yang juga berada di Paris.Awali kunjungan dengan mengitari bangunan itu dan mengamati muka bangunan serta hiasannya yang mendetail. Fokuskan kamera pada gargoyle, figur batu dengan rupa buruk yang menghiasi katedral. Lihat bagaimana rancangannya, yang didasarkan pada rancangan Eropa abad pertengahan, telah terpengaruh oleh gaya Cina. Di dalam katedral, berhentilah sejenak dan kagumi lengkungan tinggi yang begitu besar. Kagumi pula jendela kaca berwarna yang dihiasi peristiwa dari Alkitab dan lihat indahnya ukiran kayu pada bilik pengakuan. Duduklah di salah satu bangku dan luangkan beberapa menit untuk betul-betul merasakan megahnya keseluruhan katedral itu, misalnya seperti tempat lilin yang halus buatannya. Terletak di kawasan kota lama di tepian utara Sungai Mutiara, Katedral Hati Kudus mudah diakses dengan bus atau kereta. Misa diadakan dalam bahasa Kanton, Mandarin, Korea, dan Inggris. Peserta misa tertentu terkadang begitu banyak sehingga yang datang terlambat harus berdiri.